Baca tulisan saya sebelumnya disini linknya.
Setelah jurnal sering di hack orang yang tidak bertanggung jawab, saya menjadi semakin sering membaca artikel-artikel tentang keamanan OJS dan website. Hal ini kemudian saya tirukan menggunakan beberapa source code yang diberikan di forum Relawan Jurnal Indonesia untuk mengamankan OJS dari serangan para hacker.
Pada saat saya menggunakan OJS 2 yang sering di hack, ternyata pihak OJS telah melakukan upgrade ke OJS 3 yang memiliki tingkat keamanan lebih baik dari versi sebelumnya atau versi 2. Setelah mengetahui OJS ada versi terbaru saya kemudian mengupgrade OJS 2 ke OJS 3 namun naas database hilang semua karena proses upgrade tidak semudah mengatakan I love You ha ha ha.
Setelah berfikir dan tidak ketemu jawabannya, kemudian saya lebih memilih langkah yang saya bisa daripada pusing mengembalikan database yang hilang. Akhirnya saya kembali tertatih dari awal lagi dengan versi OJS 3, langkah ini saya pilih mengingat saya juga tidak terlalu paham IT. OJS 2 yang sudah bagus tampilan dan file pdf yang open access harus hangus begitu saja.
Saya mulai membangun Journal secara perlahan-lahan dengan OJS 3 agar keamanan OJS lebih terjaga. Namun kembali lagi naas, masih jarang sekali theme OJS 3 yang free ha ha ha, penikmat mode gratis selalu mencari yang gratis tapi yang bagus hi hi hi.
Setelah malang melintang mencari tampilan OJS yang menarik akhirnya perhatian saya tertuju pada jurnal ilmiah yang dimiliki oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menurut saya tampilan OJS nya benar-benar memukau saya. Akhirnya saya putuskan untuk mencari cara bagaimana agar OJS saya tampilannya mirip dengan milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Lambat laun belajar akhirnya saya selalu gagal dan gagal lagi he he he. Saya kira merubah tampilan sebuah web OJS hanya tinggal drag sana dan sini ternyata minimal harus punya software C++ untuk mengedit css dan beberapa kode php lainnya.
Jujur saja file-file bertipe PHP dan CSS adalah hal yang sangat baru bagi saya bahkan sampai artikel ini saya buat saya juga belum paham bagaimana cara membuatnya. Selama ini saya hanya mengandalkan tebak-tebak saja dan edit menurut hitungan logika ngawur, namun Alhamdulillah hasilnya sangat bagus menurut saya pribadi, ha ha ha.
Setelah berhasil membuat tampilan ojs lebih menarik dan mengupload semua file artikel pdf serta membuat beberapa hal penting dalam sebuah jurnal seperti template, author guideline, focus scope dan beberapa petunjuk penggunaan ojs bagi author dan reviewer, saya mulai melirik bagaimana cara meningkatkan kualitas jurnal ilmiah.
Langkah yang saya ambil untuk meningkatkan kualitas artikel jurnal ilmiah dan jurnal pada umumnya saya mulai dengan membaca panduan akreditasi jurnal ilmiah dan dari panduan tersebutlah saya mulai menggeliat meningkatkan kualitas jurnal ilmiah yang saya kelola meskipun dengan kemampuan seadanya dan sebisanya.
Selain itu adanya kompetisi yang diselenggarakan oleh Diktis Kemenag dalam meningkatkan kualitas mutu jurnal dan publikasi karya ilmiah membuat saya tertantang untuk mengikutinya. Akhirnya pada tahun 2019 Alhamdulillah proposal saya tembus nominasi untuk presentasi di tangerang dengan nama acara ARCP Diktis Kemenag.
Saya pribadi bangganya bukan main, bisa lolos sebagai salah satu peserta presentasi di hadapan reviewer jurnal nasional adalah pengalaman berharga bagi saya. Pada saat itu dalam hati kecil saya sangat berharap bisa menang, namun ternyata kenyataan tidak berbanding lurus dengan harapan yang ada.
Saya dipaksa gagal oleh keadaaan pada waktu itu, padahal proposal saya sudah sangat matang sampai mau gosong ha ha ha. Penilaian tim reviewer dalam menentukan pemenang untuk mendapatkan hibah nasional terutama untuk akreditasi jurnal ialah para reviewer akan mengecek secara online jurnal yang diajukan untuk mendapatkan hibah.
Alhamdulillah hosting dan domain kampus saya mati dan belum diperpanjang yang artinya website jurnal yang saya ajukan tidak dapat diakses oleh tim reviewer. Saya mau menjelaskan panjang lebar terkait jurnal yang saya kelola, ya percuma saja, sebab panduan penilaian reviewer harus mengecek langsung jurnalnya secara online.
Saya sedikit kecewa pada waktu itu karena saya kalah perang yang disebabkan takdir he he he. Namun kembali lagi pengalaman adalah guru yang sangat berharga bagi saya, berkumpul dengan pengelola jurnal dari kampus-kampus bonafit se-Indonesia yang lolos untuk presentasi adalah aroma yang sangat harum yang masih saya kenang sampai detik ini.
Bertemu dengan para reviewer jurnal nasional yang ramah juga merupakan bingkaian permadani ilmu yang mungkin tidak akan terulang kembali. Walau pulang dengan tangan kosong, namun tetap aku tapaki jejak langkah memajukan jurnal itu tiada berhenti, lambat laun saya atur siasat lewat jalur langit dan bumi agar jurnal yang saya kelola dapat meningkat secara kualitasnya, ha ha ha.
Pada tahun 2020 Diktis kemenag menggelar acara yang sama dengan tahun sebelumnya. Sebagai seorang jenderal bagi diri saya sendiri tentu saja saya maju untuk mengikuti kompetisi lagi. Saya belajar dari pengalaman bahwa tidak hanya judul yang unik saja yang dapat menyebabkan sebuah proposal bisa lolos presentasi namun juga bebas dari unsur plagiarism.
Selain itu komponen website jurnal secara online juga harus dalam kondisi on jika tidak maka saya akan mengalami pengalaman pahit yang sama dengan tahun sebelumnya. Alhamdulillah proposal saya bisa masuk nominasi dan pada tahun tersebut jurnal yang saya kelola mendapatkan hibah dari Diktis Kemenag untuk maju ke akreditasi jurnal ilmiah.
Secara pribadi saya bangga terhadap apa yang sudah saya lakukan, terhadap sikap saya yang membalas kekecewaan dengan kemenangan, namun semua itu tentu bukan hasil saya pribadi. Saya meyakini ada banyak untaian doa yang dikirimkan khusus buat saya dari guru, orang tua, pimpinan, sahabat dan orang-orang baik lainnya. Berkat doa-doa baik merekalah hibah akreditasi jurnal bisa saya dapatkan.
Setelah mendapatkan pengumuman kemenangan ternyata kesenangan itu tidak berlangsung lama karena saya juga harus memaksimalkan penggunaan dana hibah tersebut untuk benar-benar memastikan jurnal yang saya kelola bisa terakreditasi. Siang malam saya berfikir apa dan bagaimana caranya ? kepada siapa saya bertanya dan harus saya mulai darimana.
Akhirnya saya mulai dari yang paling mudah berdasarkan panduan akreditasi jurnal ilmiah yang dikeluarkan oleh Kemenristekdikti. Lambat laun unsur-unsur penilaian akreditasi jurnal saya penuhi guna menjawab target akreditasi jurnal ilmiah yang ada, mulai dari kualitas artikel, penyebaran author, business office jurnal melalui ojs dan hal-hal lain termasuk penyebarluasan dan sitasi jurnal ilmiah tersebut.
Selain memberikan dana hibah, Diktis Kemenag juga memberikan pelatihan percepatan akreditasi jurnal melalui workshop online selama kurang lebih 3-5 hari lamanya. Pada waktu itu saya kebingungan karena persyaratan minimal orang yang mengikuti workshop adalah dua orang sedangkan saya mengelola jurnal hanya sendiri saja ha ha ha.
Jika takdir sudah menyambut maka ada saja cara Allah memberikan jalannya. Alhamdulillah kampus merekrut dosen baru yang masih fresh graduate dan hobi menulis jurnal yang kemudian saya meminta izin pimpinan untuk mengajaknya mengikuti kegiatan tersebut. Berkat bantuan dari orang inilah jurnal yang saya ajukan akreditasi pada bulan februari tahun 2021 dengan target mendapatkan sinta 4 bisa terpenuhi.
Akun ARJUNA sebetulnya telah lama saya buat dan mulai saya fahami sebelum jurnal yang saya kelola mendapatkan dana hibah dari Diktis Kemenag pada tahun 2020. Setelah melihat pengumuman mendapatkan dana hibah langsung saja evaluasi diri jurnal saya kerjakan setiap poinnya dengan teliti.
Saya melihat titik-titik point mana saja yang masih mungkin didongkrak untuk menambah nilai. Perlahan tapi pasti saya mulai memenuhi point-point penilaian akreditasi jurnal ilmiah dan hasil akhir menunjukkan target akreditasi Jurnal yang saya kelola adalah Sinta 4 meskipun hanya sinta 4 kecil hi hi hi.
Bulan berganti dan hari berlalu status pengajuan akreditasi jurnal tak kunjung mengalami perubahan sampai masuk pada bulan agustus tahun 2021 jurnal kami diterima untuk dilakukan akreditasi jurnal ilmiah. Setiap minggu perkembangan akreditasi jurnal saya cek di akun ARJUNA namun tetap belum mengalami perubahan.
Akhirnya sampai di penghujung akhir tahun 2021 aroma harum semerbak wangi mencuat karena portal arjuna mengeluarkan pengumuman hasil akreditasi jurnal dan Alhamdulillah jurnal yang saya kelola terakreditasi Sinta 4 bahkan penilaian asesor jauh lebih tinggi dari penilaian evaluasi diri yang saya buat.
Setelah melihat pengumuman tersebut saya langsung mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan yang dulu mempercayakan pengelolaan jurnal kepada saya padahal saya bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa meskipun beliau sudah tidak menjadi ketua lagi di kampus saya.
Secara pribadi saya bangga atas raihan prestasi yang telah saya dapatkan dengan bantuan orang-orang di sekitar saya yang luar biasa tentu saja orang-orang tersebut adalah guru, orang tua, keluarga, pimpinan kerja, rekan kerja dan orang-orang baik lainnya.
Kesenangan itu ternyata tidak berlangsung lama setelah saya menyadari saya bukan pengelolanya lagi, saya memang menyerahkan pengelolaan jurnal ini sebelum pengumuman hasil akreditasi jurnal keluar karena alasan waktu dan kesempatan yang tidak lagi mendukung saya untuk mengelola jurnal ilmiah.
Meskipun demikian saya menyadari bahwa saya bukan pemilik jurnal abadi saya adalah orang yang ditugaskan untuk mengelola jurnal yang tentu saja memiliki tanggal kadaluarsa dan sebuah perubahan atau rotasi adalah sebuah keniscayaan untuk menjaga eksistensi jurnal ilmiah itu sendiri.
Tulisan ini saya buat untuk menyemangati hidup saya sendiri atau mungkin orang lain yang merasa artikel ini bisa memberikan dampak manfaat. Apa yang kita lakukan dengan serius dengan penuh tanggung jawab suatu saat pasti akan berbuah manis.
Apa yang kita lakukan hari ini adalah untuk kebaikan di masa esok dan kita tidak perlu mengingatnya secara berlebihan, cukuplah menjadi sebuah kenangan manis dan jika engkau mengingatnya engkau akan tersenyum dan semangat juangmu menggebu-gebu kembali.
Semoga dengan pengelola yang baru jurnal yang dulu saya kelola bisa naik level status akreditasinya bahkan bukan tidak mungkin untuk dapat terindex scopus.
Pekanbaru, 25 Maret 2022
Nur Kholis
BACA ARTIKEL TERKAIT
Guru Terbaik adalah Kegagalan
Pendahuluan Artikel ini saya tulis, bukan untuk mengajak pembaca menjadi orang-orang yang gagal, namun saya ingin mengajak pembaca untuk melihat dari sudut pandang agama islam ketika seseorang bertemu dengan kegagalan yang dihadapi dalam menggapai keinginan atau yang...
Nikmat Yang Tergadaikan
Nikmat Yang Tergadaikan Sebagai salah satu hasil produk “cah ndeso asli”, membuat saya selalu mengukur dan membandingkan setiap hal yang saya alami dengan hal-hal yang berkaitan atau yang saya rasakan ketika saya berada di kampung. Ada banyak hal yang saya tertawakan...
Makna Kehidupan yang Terlupakan
Makna Kehidupan yang Terlupakan Saat sedang melakukan maintenance printer yang biasa saya gunakan terkadang saya harus mengorbankan banyak tisu untuk mengelap tinta cartridge yang belepotan, maklum saya bukan ahlinya dalam hal tersebut, tentu resiko utamanya adalah...