Kapan Saya Harus Menulis ?

Kapan Saya Harus Menulis ?

Ada sebuah kata-kata bijak yang mengungkapkan bahwasanya “Buku adalah jendela Dunia” dan salah satu tokoh Nasional Bung Hatta juga menyebutkan bahwasanya “Tak masalah jika aku harus dipenjara. Namun, aku ingin dipenjara bersama buku, karena dengan buku aku menjadi bebas.” 

Kedua kata-kata bijak tersebut membuat saya melamun sejauh arah memandang, berfikir sejenak tentang masa lalu, hari ini dan masa yang akan datang. Lamunanku tiba-tiba terbangunkan oleh suara Whatsapp dari kelompok tugas mahasiswa pada mata kuliah penulisan artikel Jurnal Ilmiah. 

Ada berderet tugas yang dikirimkan melalui grup tersebut dengan berbagai macam kemampuan mahasiswa dalam mengimplementasikan teori yang yang didapatkan dan temuan hasil penelitian yang mereka racik menjadi sebuah mantra ilmiah yang diharapkan berdampak luas pada masyarakat banyak. 

Pada hakikatnya menulis sebuah artikel jurnal ilmiah tentu tidak sama dengan kegiatan menulis yang lain karena artikel ilmiah harus ditulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan diharapkan memiliki nilai novelty atau kebaruan informasi dari artikel ilmiah yang sejenis.

Saya selalu mereview artikel-artikel yang dikirimkan oleh mahasiswa dengan teliti, saya juga mengajarkan kepada mereka bagaimana menulis yang baik dan betul meskipun artikel-artikel saya yang sudah terpublikasikan di jurnal ilmiah sinta 2 juga belum baik dan benar; ha…ha…ha. Namun tetap saja saya menyadari bahwa kemampuan seseorang dalam menulis jurnal ilmiah itu tidak tergantung dari latar belakang pendidikannya semata, namun lebih kepada seberapa banyak pengalamannya dalam membuat artikel jurnal ilmiah. 

Saya selalu memberikan motivasi kepada para mahasiswa, bahwasanya manfaat yang akan didapatkan dari menulis artikel ilmiah sangat banyak dan berdampak luas baik pada diri sendiri maupun orang lain. Pesan yang selalu saya sampaikan ialah “Tidak ada manusia bodoh, Jika kita tidak bisa mengerjakan sesuatu bukan berarti bahwa kita adalah orang bodoh namun kita hanya tidak terlatih saja” yang sama dengan menulis jurnal ilmiah kita bukan tidak bisa namun kita tidak terbiasa.

Mulai saja dulu; itu yang selalu saya katakan kepada mereka, selanjutnya mulai lagi kemudian revisi dan mulai lagi. “Capek pak, susah pak, pak saya tidak bisa” ada sebagian mahasiswa yang mengatakan demikian sontak saya jawab sama ha….ha….ha….ha.

Kita tidak bisa jika kita tidak memulainya artinya kita tidak akan tau salah dan kekurangan kita jika kita tidak memulainya, maka muncul kata-kata bijak “Pengalaman adalah guru terbaik” bahkan ada salah satu Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) yang menunjukan bahwa pengalaman memiliki kontribusi yang besar dalam perjalanan kehidupan manusia. 

Kenapa kita merasa susah dan capek karena kita tidak mengetahui dampak dan hasil positifnya dari kegiatan tersebut. Kalau kata orang hebat ” 1000 langkah selalu berawal dari 1 langkah” dan sudah pasti “Seorang profesional berawal dari seorang amatir” maka mulai saja dulu; sebisamu; semampumu kapan lagi jika bukan saat sekarang ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *