Lelah, Lillah, Berkah

Lelah, Lillah, Berkah

Pada hakikatnya manusia memiliki dua unsur penting dalam kelangsungan hidupnya untuk dipenuhi yaitu Jiwa dan Raga. Dua unsur ini memiliki tuntutan pemenuhan yang berbeda dari segi sifat dan zatnya. Jiwa mengacu pada hal-hal yang sifatnya abstrak sedangkan raga mengacu pada hal-hal yang sifatnya berwujud dan berbentuk. 

Pemenuhan kedua unsur tersebut seyogyanya dilakukan secara berimbang, agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, bukankah kita telah banyak menyaksikan secara nyata ketika kedua unsur ini tidak dipenuhi secara berimbang contohnya adalah orang sakit baik sakit jiwa maupun sakit raga/fisik.

Sebagai cerminan manusia yang beriman dan beragama tentu memiliki etos kerja yang tinggi adalah hal yang nilainya sangat positif. Hal tersebut senada jika kita lihat dari sudut pandang sosial masyarakat, artinya seseorang yang bekerja memiliki nilai yang lebih positif dibandingkan dengan pengangguran. 

Bekerja merupakan sebuah upaya dalam memenuhi kebutuhan kita atau dalam bahasa yang sederhana kita bekerja untuk mencari uang dan uang yang didapat untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup kita. Berangkat dari hal tersebut maka munculah hal yang sering terjadi pada masyarakat secara umum yaitu lelah bekerja tanpa makna.

Ada 2 faktor utama yang menyebabkan manusia yang bekerja namun tidak memiliki makna yaitu:

  1. Tidak mengetahui bahwa bekerja adalah ibadah;
  2. Bekerja hanya untuk standar kelayakan hidup.

Banyak orang yang memahami bahwa bekerja hanya untuk mendapatkan uang; padahal sejatinya bekerja adalah ibadah sehingga yang mereka dapat hanya lelah terlebih setelah uang gajian habis tidak tersisa atau gajinya terkendala; maka lagi-lagi yang didapatkan hanyalah lelah dan susah. 

Selain itu banyak orang yang bekerja keras hanya untuk memenuhi standar kelayakan hidupnya sehingga mereka melupakan bahwa sejatinya bekerja adalah syariat dalam menjemput rezeki Allah ‘azza Wa Jalla. Sehingga  banyak orang yang masih lelah dan susah karena dirinya sendiri, mereka membatasi ukuran kebahagiaan hidupnya dengan standar uang yang banyak, kendaraan yang mewah, rumah megah dan lain-lain padahal hakikatnya kebahagiaan itu bisa kita ciptakan dengan mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita. 

Bukankah kebahagiaan itu muncul dari tenangnya hati dan pikiran kita, betapa banyak orang kaya namun hati dan pikiran tidak tenang, tidur susah, makan tak enak dan lain-lain. Coba renungkan betapa nikmatnya ketika kita makan walau hanya dengan ikan asin dan nasi saat kita benar-benar merasa lapar, betapa biasa saja rasa makanan di restoran mahal saat kita memakannya dalam kondisi kenyang. 

Uraian di atas pada hakikatnya mengacu pada ranah pemenuhan unsur raga saja sehingga ada unsur yang kosong pada ranah jiwanya dan hal ini tentu akan berdampak negatif dalam kehidupan manusia itu sendiri.

Pada hakikatnya orang yang bekerja pasti akan menginginkan gaji, namun jika kita mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik mengapa kita hanya puas dengan mendapatkan gaji semata tanpa adanya nilai makna dari apa yang sudah kita lakukan.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh manusia agar pekerjaannya memberikan nilai kebaikan untuk dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya antara lain:

  1. Niatkanlah beribadah kepada Allah ketika anda bekerja;
  2. Ubah cara berpikir dalam membuat standar kebahagiaan dalam kehidupan;

Berangkat dari dua hal tersebut Insya Allah apa yang kita kerjakan akan memiliki makna yang baik, selain itu unsur pemenuhan kebutuhan jiwa juga akan terpenuhi. Artinya raga kita bekerja, hati dan pikiran kita juga tidak akan gusar atas apa yang telah kita lakukan karena telah diniatkan untuk beribadah kepada sang pencipta Allah ‘Azza Wa Jalla. 

Kita juga tidak akan gusar atas gaji yang telah diterima karena menyadari bahwa uang bukanlah standar kebahagiaan utama dalam menjalani hidupnya sebagai Khalifah dan Hamba Allah ‘Azza Wa Jalla. Maka terciptalah Konsep Lelah, Lillah dan Berkah.

Wallahu A’lam 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *