Bagaimana aku menulisnya? Semua ilmu dan kemampuanku telah kukerahkan Namun kenangan itu hanya membuatku terdiam Bibirku tak mampu berucap Goresan penaku tak mampu bergerak Hanya hatiku yang mampu merasakannya Diiringi deraian air mata cinta yang kian membanjiri sajadah malamku Aku tidak pernah tahu kapan kita bertemu lagi Kini aku sudah bukan yang dulu lagi Hanya mampu mengingatmu disela-sela ratapan peluhnya jalan kehidupan ini Andai ada pertemuan tanpa perpisahan Andai ada kesenangan tanpa kesusahan Andai ada kata andai yang menjadi kenyataan Hanya jemarimu yang selalu ingin ku genggam Waktu berjalan tak pernah mengenal lelah Aku khawatir, waktu tak menungguku memelukmu walau hanya sekejap saja Kini hanya serpihan bait-bait do’a yang tidak tertata Mencoba membuka langit walau itu hanya nestapa Secuil budi yang tak mampu mengimbangi besarnya cinta suci Kusebut namamu dalam sayupnya malam yang penuh kerinduan Hadirmu adalah hadiah termewah Sayangmu adalah mahkota termegah Ketulusanmu adalah harta yang terindah Perjuanganmu adalah jihad fisabilillah Ayah…! Ibu…! Terima Kasih untuk kemarin, hari ini dan seterusnya. Pekanbaru, 19 Juli 2022 ---(Voice Dew)--- Sumber Gambar : https://artikula.id/