Suara Surga

Harapan Umat Islam

Sebagai seorang muslim tentu kita menginginkan generasi penerus (keturunan) kita juga beragama islam. Hal ini bukan semata-mata kita lakukan agar kita menjadi sejalan dengan generasi penerus kita. Namun lebih pada aspek kebenaran Islam yang tidak terbantahkan serta ajaran islam yang berkonsep Rahmatan Lil Alamin (kebahagiaan bagi seluruh makhluk di muka bumi) tanpa ada konsep bandingannya. 

Islam yang kaya akan khazanah keilmuan, kearifan dan kebijaksanaan tentu menjadi hal yang sangat disayangkan jika kita tidak mengenalkan Islam sejak dini pada generasi penerus kita. Sejatinya ada banyak cara dalam mengenalkan anak usia dini pada islam, namun cara yang paling mudah adalah dengan membawa mereka ke masjid ataupun mushola untuk dapat mengenal tempat ibadah umat islam itu sendiri sejak dini.

Langkah yang Harus Diambil

Pengenalan tempat ibadah pada anak usia dini merupakan langkah tepat dalam memberikan pendidikan agama pada anak sejak usia dini, sebab jika seorang muslim tidak mengenal tempat ibadahnya lantas bagaimana dia akan mencintainya. 

Problem yang Dihadapi

Namun permasalahannya adalah pada sebagian jalan pikiran umat islam sendiri yang saat ini masih terjebak pada falsafah “anak kecil suka ribut, anak kecil suka mengganggu kekhusyuan sholat dan lain sebagainya”. Padahal jika kita cermati lebih dalam anak kecil adalah seorang manusia yang akalnya belum sempurna (belum baligh) maka sebagai orang dewasa sudah sepantasnya kita memaklumi dan memahami bahwa anak kecil memang seperti itu (suka ribut) karena tahap perkembangannya baru sebatas itu. 

Selain itu sebagai orang dewasa terkadang kita memfitnah anak kecil yang dapat mengganggu kekhusyukan sholat padahal sejatinya kapasitas kita yang memang belum mampu untuk dapat melaksanakan sholat dengan khusyuk.

Paradigma-paradigma tersebutlah yang perlu kita kikis perlahan-lahan, agar masjid dan mushola tidak terkenal angker (menakutkan) bagi anak kecil. Bukankah kita juga harus merespon keramahan-keramahan para penunggu game online dalam melayani anak-anak untuk dapat betah berlama-lama menghabiskan waktunya untuk bermain game?.

Lantas mengapa hal tersebut juga tidak kita lakukan ketika di masjid? Bukankah salah satu fakta yang miris untuk saat ini adalah sepinya masjid dari golongan para remaja? padahal kelak ketika kita mati merekalah yang akan meneruskan perjuangan keislaman kita. 

Bahaya yang Mengintai

Jika hal tersebut tidak segera direspon oleh umat Islam bukan tidak mungkin generasi penerus kita hanya beragama islam di KTP nya semata atau bahkan meninggalkan agama Islam itu sendiri, Naudzubillah Mindzalik. Oleh sebab itu mari kita bersikap ramah dengan anak-anak yang datang ke masjid, kita bina dengan ilmu dan keramahan yang sewajarnya serta kita tanamkan dalam paradigma kita bahwa “suara anak-anak di masjid adalah suara surga“.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *